PRAMUKA STAIN SAMARINDA

PRAMUKA STAIN SAMARINDA

Logo Racana Sultan Sulaiman - Aminah Syukur

Pangkalan STAIN Samarinda

Menu

8 Des 2014

Pramuka Wadah Tepat Revolusi Mental


JAKARTA – Pramuka yang menjadi ekstrakurikuler wajib berdasarkan kurikulum 2013 merupakan wadah yang tepat bagi revolusi mental generasi muda. Namun, revolusi mental ini harus dibarengi dengan revolusi sistem. 

“Gerakan Pramuka terus melakukan tahapan perubahan di segala lini. Bagi Gerakan Pramuka revolusi mental dan revolusi sistem adalah dua hal yang berjalin berkelindan, akreditasi dan pendataan ulang adalah bagian dari revolusi sistemik Pramuka,” ucap Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault dalam acara “ESQ Character Building Tingkat I Kwartir Nasional ” di Taman Rekreasi Wiladatika, Jakarta, Senin (8/12). 

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini menargetkan pada 2018 seluruh gugus depan (gudep) yang tersebar di seluruh Indonesia sudah terakreditasi. Ia menargetkan pada tahun 2015 akreditasi 50 persen , tahun 2016 akreditasi 50 persen, 2017 akreditasi 70 persen. “2018 akreditasi 100 persen,” cetus dia. 

Dengan adanya akreditasi akan terjadi peningkatan kualitas gudep, sambungnya, gudep merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka yang menjadi tempat berkumpul dan berlatih para anggota muda baik Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. “Dari sinilah pendidikan kepramukaan membentuk mental generasi muda Indonesia berawal,” ujar Adhyaksa. 


Kedepannya, Adhyaksa berharap pembina gudep di sekolah akan bertanggung jawab atas gudep terakreditasi. Dalam konteks ini pembina gudep akan bekerjasama dengan sekolah dan madrasah. “Selain Gudep biasa ini juga berlaku bagi gudep Sako (Satuan Komunitas) yakni satuan organisasi penyelenggara pendidikan kepramukaan yang berbasis antara lain profesi, aspirasi dan agama,” jelas dia. 


Selain akreditasi gudep, Kwarnas Pramuka juga melakukan pendataan anggota secara online. Sebab selama ini belum ada data yang valid mengenai jumlah anggota Pramuka di seluruh Indonesia. Padahal dengan dimasukkannya Pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib dalam Kurikulum 2013, Pramuka menjadi wadah yang efektif dalam membentuk karakter generasi muda. 

“Pembenahan ini merupakan bagian dari pembenahan fondasi organisasi Gerakan Pramuka, menjadi lebih baik, sekaligus cara kita untuk memudahkan gudep-gudep di seluruh pelosok Indonesia untuk melakukan akreditasi mengingat luasnya NKRI,” kata Adhyaksa. 

Adhyaksa juga menekankan pentingnya aspek nasionalis dan religius dalam mengaplikasikan revolusi mental ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bila Presiden Joko Widodo mengatakan kerja, kerja, kerja. Sedangkan, Pramuka mengatakan kerja, bersyukur, kerja, bersyukur, atau kerja, ngaji, kerja, ngaji. 


“Karena jangan orintasinya dunia, tapi akhirat juga harus. Untuk mental, karena revolusi mental itu menurut saya jalan kembali ke nasionalis religius ajaran agama masing-masing, supaya mentalnya kuat, supaya orientasinya jelas ke kehidupan bangsa dan bernegara, dan kehidpan akhirat,” pungkas Adhyaksa. 


[Sumber Berita : http://www.indopos.co.id]

0 komentar: